Tugas Individu Dosen Pembimbing
Drs. Syafrial,
M.Pd.
PANTUN
Oleh:
Desi Zulinarti
0705113168
PROGRAM PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2008
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan
kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah perkuliahan puisi. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata
kuliah puisi.
Penulis menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan dan bantuan dari segala pihak. karena itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Drs. Syafrial,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing mata
kuliah Puisi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan kepada teman-teman
yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. untuk itu
diharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Demikian kiranya semoga laporan yang telah dibuat ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Pekanbaru,
10 September 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Permasalahan......................................................................................... 1
1.4 Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pantun.................................................................................. 2
2.2 Ciri-ciri Pantun....................................................................................... 3
2.3 Jenis-jenis Pantun................................................................................... 4
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 7
3.2 Saran...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pantun
meupakan sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya
Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Antologi pantun yang pertama itu
berjudul Perhimpunan Pantun-pantun melayu.
Genre pantun merupakan genre
yang paling bertahan lama.
Mengungkapkan perasaan tidak
hanya dapat diceritakan dan ditulis dalam bentuk prosa. Ungkapan perasaan pun
dapat dinyatakan dalam bentuk puisi, seperti puisi lama yang disebut pantun. Selain pantun, masih ada bentuk
puisi lama lainnya, seperti pantun kilat (karmina),
talibun, seloka, gurindam, dan syair.
Pantun sudah dikenal
masyarakat Indonesia sejak dahulu. Misalnya, wawangsalan, paparikan,
sisindiran, sesebred dalam masyarakat sunda; pantun ludruk, dan gandrung dalam
masyarakat jawa; serta ende-ende dalam masyarakat Mandailing. Bahkan, di
sebagian daerah Sumatra, masyarakat Minangkabau menggunakan pantun sebagai
pembuka acara di perayaan-perayaan. Selain dibaca, pantun juga kerap
dinyanyikan.
1.2 Permasalahan
- Apakah Pengertian pantun?
- Bagaimanakah sejarah pantun?
- Bagaimanakah ciri-ciri pantun?
- Bagaimanakah syarat-syarat pantun?
- Apa sajakah jenis-jenis pantun?
1.3 Tujuan
- Mengetahui Pengertian pantun.
- Mengetahui sejarah pantun.
- Mengetahui ciri-ciri pantun.
- Mengetahui syarat-syarat pantun.
- Mengetahui jenis-jenis pantun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pantun
Dalam
pengertian umum, pantun merupakan salah satu bentuk sastra rakyat yang
menyuarakan nilai-nilai dan kritik budaya masyarakat. Pantun adalah puisi asli Indonesia
(Waluyo,1987:9). Pantun juga terdapat dalam beberapa sastra daerah di Indonesia
seperti “parika” dalam sastra jawa
atau “paparikan” dalam sastra sunda. Orang yang pertama kali membentangkan
pikiran dari hal pantun Indonesia ini adalah H.C. Klinkert dalam tahun 1868.
Karangannya bernama “De pantuns of
minnenzangen der Maleier”. Sesudah itu datang Prof. Pijnapple; juga beliau
memaparkan pikirannya dari hal ini dalam tahun 1883. Pantun tepat untuk suasana
tertentu, seperti halnya juga karya seni lainnya hanya tepat untuk suasana
tertentu pula.
Menurut
Surana (2001:31), pantun ialah bentuk puisi lama yang terdiri atas 4 larik
sebait berima silang (a b a b). Larik
I dan II disebut sampiran, yaitu bagian objektif. Biasanya berupa lukisan alam
atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan. Larik III dan IV dinamakan
isi, bagian subjektif. Sama halnya dengan karmina, setiap larik terdiri atas 4
perkataan. Jumlah suku kata setiap larik antara 8-12. Namun, dalam buku Bahan
Ajar Sastra Rakyat (2005:70) mengatakan bahwa:
Pantun adalah puisi melayu tradisional yang paling
popular dan sering dibincangkan. Pantun adalah ciptaan asli orang Melayu; bukan
saduran atau penyesuaian dari puisi-puisi jawa, India, cina dan sebagainya.
kata pantun mengandung arti sebagai, seperti, ibarat, umpama, atau laksana.
Sedangkan dalam Kamus Istilah Sastra (2006:173)
menjelaskan bahwa:
Pantun adalah Puisi Indonesia (Melayu), tiap bait
(kuplet) biasa terdiri atas empat
baris yang bersajak (a-b-a-b) tiap
larik biasanya berjumlah empat kata; baris pertama dan baris kedua biasanya
tumpuan (sampiran) saja dan baris
ketiga dan keempat merupakan isi; setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata;
merupakan peribahasa sindiran; jawab (pada tuduhan dan sebagainya)
Menurut
penulis, pantun merupakan salah satu jenis puisi lama dalam kesusastraan Melayu
Nusantara yang paling popular. Pada umumnya setiap bait terdiri atas empat
baris (larik), tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata, berirama a-b-a-b dengan variasi a-a-a-a. Baris pertama dan kedua adalah
sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.
2.2 Sejarah Pantun
Pada mulanya pantun merupakan senandung atau puisi
rakyat yang dinyanyikan (Fang, 1993: 195). Pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat
popular yang sezaman dan disisipkan
dalam syair-syair seperti Syair Ken Tambuhan. Pantun dianggap sebagai bentuk
karma dari kata Jawa Parik yang
berarti pari, artinya paribahasa atau
peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama atau
seloka yang berasal dari India. Dr. R. Brandstetter mengatakan bahwa kata
pantun berasal dari akar kata tun, yang
terdapat dalam berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga,
tuntun yang berarti teratur, dalam bahasa Tagalog ada tonton yang berarti bercakap menurut aturan tertentu; dalam bahasa
Jawa kuno, tuntun yang berarti benang
atau atuntun yang berarti teratur dan
matuntun yang berarti memimpin; dalam
bahasa Toba pula ada kata pantun yang berarti kesopanan, kehormatan.
Van
Ophuysen dalam Hamidy (1983: 69) menduga pantun itu berasal dari bahasa
daun-daun, setelah dia melihat ende-ende Mandailing dengan mempergunakan
daun-daun untuk menulis surat-menyurat dalam percintaan. Menurut kebiasaan
orang Melayu di Sibolga dijumpainya kebiasaan seorang suami memberikan ikan
belanak kepada istrinya, dengan harapan agar istrinya itu beranak. Sedangkan R.
J. Wilkinson dan R. O. Winsted dalam Hamidy (1983:69) menyatakan keberatan
mengenai asal mula pantun seperti dugaan Ophuysen itu. Dalam bukunya “Malay
Literature” pertama terbit tahun 1907, Wilkinson malah balik bertanya,
‘tidakkah hal itu harus dianggap sebaliknya?’. Jadi bukan pantun yang berasal dari bahasa
daun-daun, tetapi bahasa daun-daunlah yang berasal dari pantun.
2. 3 Ciri-ciri Pantun
Abdul Rani (2006:23) mengatakan
bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut:
- Terdiri atas empat baris.
- Tiap baris
terdiri atas 9 sampai 10 suku kata.
- Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris
berikutnya berisi maksud si pemantun. Bagian ini disebut isi pantun.
- Pantun mementingkan rima akhir dan rumus rima itu
disebut dengan abjad /ab-ab/.
Maksudnya, bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga
dan baris kedua sama dengan baris keempat.
Lain
halnya menurut Harun Mat Piah (1989: 123-124) dalam Bahan Ajar Sastra Rakyat (Elmustian,
tanpa tahun:70-71), membagikan ciri-ciri pantun menjadi dua aspek, yaitu aspek
luaran dan dalaman. Aspek luaran
adalah dari segi struktur dan ciri-ciri visual yaitu:
- Terdiri
dari rangkap-rangkap yang berasingan. Setiap rangkap terjadi dari
baris-baris yang sejajar dan berpasangan seperti 2,4,6,8 dan seterusnya. Rangkap
yang paling umum adalah empat baris.
- Setiap
baris mengandung empat kata dasar, dengan jumlah suku kata antara 8 hingga 10.
- Adanya
klimaks yaitu perpanjangan atau kelebihan jumlah unit suku kata atau
perkataan pada kuplet maksud.
- Setiap
stanza terbagi kepada dua unit yaitu pembayang dan maksud.
- Mempunyai
skema rima ujung yang tetap: a-b
– a-b, dengan sedikit variasi a-a-a-a.
- Setiap
stanza pantun adalah satu keseluruhan mengandung sifat fikiran yang bulat
dan lengkap.
Ciri-ciri
dalamannya adalah:
- Penggunaan
lambang-lambang tertentu mengikuti tanggapan dan pandangan dunia
masyarakat.
- Adanya
perhubungan makna antara pasangan pembayang dengan pasangan maksud, sama
ada secara kongkrit atau abstrak atau melalui lambang-lambang.
Sedangkan menurut Suroto (1989: 43),
ciri-ciri pantun sebagai berikut:
- Pantun
tersusun atas empat baris dalam tiap baitnya.
- Baris pertama dan baris kedua berupa sampiran.
- Baris
ketiga dan keempat merupakan isi/ maksud yang hendak disampaikan.
- Jumlah
suku kata dalam tiap baitnya rata-rata berkisar delapan sampai dua belas.
2.4 Syarat-syarat pantun
Menurut Effendy (1983:28), syarat-syarat
dalam pantun adalah:
a.
Tiap
bait terdiri dari empat baris
b. Tiap baris terdiri dari empat atau lima
kata atau terdiri dari delapan atau sepuluh suku kata
c. Sajaknya bersilih dua-dua:
a-b-a-b. dapat juga bersajak a-a-a-a.
d. Sajaknya dapat berupa sajak
paruh atau sajak penuh
e.
Dua baris pertama tanpa isi disebut sampiran, dua baris
terakhir merupakan isi dari pantun itu.
2.5 Jenis-jenis Pantun
Suroto (1989:44-45) membagi pantun menjadi
dua bagian yaitu:
- menurut
isinya:
·
pantun
anak-anak, biasanya berisi permainan.
·
pantun muda mudi, biasanya berisi percintaan.
·
Pantun
orang tua, biasanya berisi nasihat atau petuah. Itulah sebabnya, pantun ini
disebut juga pantun nasihat.
·
Pantun
jenaka, biasanya berisi sindiran sebagai bahan kelakar.
·
Pantun
teka-teki
- menurut
bentuknya atau susunannya:
·
pantun
berkait, yaitu pantun
yang selalu berkaitan antara bait satu dengan bait kedua, bait kedua dengan
bait ketiga dan seterusnya. Adapun susunan kaitannya adalah baris kedua bait
pertama menjadi baris pertama pada bait kedua, baris keempat bait pertama
dijadikan baris ketiga pada bait kedua dan seterusnya.
·
Pantun
kilat, sering disebut
juga karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan
sampiran sedang baris kedua merupakan isi. Sebenarnya asal mula pantun ini juga
terdiri atas empat baris, tetapi karena barisnya pendek-pendek maka seolah-olah
kedua baris pertama diucapkan sebagai sebuah kalimat, demikian pula kedua baris
yang terakhir.
Sedangkan Nursisto, dalam bukunya ikhtisar
Kesusastraan Indonesia (2000:11-14) pantun dibagi menjadi:
a) Berdasarkan isinya, pantun dibagi atas:
a. Pantun kanak-kanak
·
Pantun
bersukacita
·
Pantun
berdukacita
b. Pantun muda
·
Pantun
nasib atau pantun dagang
·
Pantun
perhubungan
-
Pantun perkenalan
-
Pantun berkasih-kasihan
-
Pantun perceraian
-
Pantn beriba hati
·
Pantun jenaka
·
Pantun teka-teki
c.
Pantun tua
·
Pantun adat
·
Pantun agama
·
Pantun nasihat
b) Berdasarkan banyaknya baris
tiap bait dibagi menjadi:
·
Pantun
dua seuntai atau pantun kilat
·
Pantun
empat seuntai atau pantun empat serangkum
·
Pantun
enam seuntai atau delapan seuntai, atau pantun enam serangkum, delapan
serangkum (talibun).
Menurut Effendi (1983:29), pantun dapat
dibagi menurut jenis dan isinya yaitu:
1. pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat
dibedakan menjadi:
a.
pantun bersukacita
b.
pantun berdukacita
c. pantun jenaka atau pantun teka-teki
2. pantun orang muda, berdasarkan isinya
dapat dibedakan menjadi:
a.
pantun dagang atau pantun nasib
b.
pantun perkenalan
c.
pantun berkasih-kasihan
d.
pantun perceraian
e.
pantun beribahati
3. pantun orang tua, berdasarkan isinya data
dibedakan menjadi:
a.
pantun nasihat
b.
pantun adapt
c.
pantun agama
Tetapi,
Abdul Rani (2006:23-27) mengklasifikasikan pantun berdasarkan isinya sebagai
berikut:
1)
Pantun Anak-Anak
a)
Pantun anak-anak jenaka
b)
Pantun anak kedukaan
c)
Pantun anak teka-teki
2)
Pantun Muda-Mudi
a)
Pantun muda mudi kejenakaan
b)
Pantun muda-mudi dagang
c)
Pantun muda-mudi cinta kasih
d)
Pantun muda-mudi ejekan
3)
Pantun Tua
a)
Pantun tua kiasan
b)
Pantun tua nasihat
c)
Pantun tua adat
d)
Pantun tua agama
e)
Pantun tua dagang
Contoh pantun
- Pantun
muda mudi
Contoh: Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
2.
Pantun teka-teki
Contoh: Kalau
puan puan perana
Ambil
gelas di dalam peti
Kalaup
uan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
3.
Pantun jenaka
Contoh : Anak rusa di rumpun salak
Patah tanduknya
ditimpa genta
Riuh kerbau
tergelak-gelak
Melihat beruk
berkacamata
- Pantun berdukacita
Contoh:
Ke balai membawa labu
Labu amanat dari situnggal
Orang memakai baju baru
Hamba menjerumat baju bertambal
- Pantun perkenalan
Contoh: Sekuntum bunga dalam padi
Ambil batang cabut uratnya
Tuan sepantun langit setinggi
Bolehkah berlindung di bawahnya?
- Pantun perceraian
Contoh : Pucuk
pauh selara pauh
Pandan
di rimba diladungkan
Adik
jauh kakanda jauh
Kalau
rindu sama menungkan
- Pantun
nasib atau pantun dagang
Contoh : Unggas undan si raja burung
Terbang ke desa
suka menanti
Wahai badan apalah untung
Senantiaa bersusah hati
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pantun
adalah Puisi Indonesia,
tiap bait (kuplet) biasa terdiri atas
empat baris yang bersajak (a-b-a-b)
tiap larik biasanya berjumlah empat kata; baris pertama dan baris kedua
biasanya tumpuan (sampiran) saja dan
baris ketiga dan keempat merupakan isi; setiap baris terdiri dari 8-12 suku
kata; merupakan peribahasa sindiran; jawab (pada tuduhan dan sebagainya)
Ciri-ciri
pantun dapat dinyatakan yaitu pantun tersusun atas empat baris dalam tiap
baitnya.Baris pertama dan baris kedua berupa sampiran.Baris ketiga dan keempat
merupakan isi/ maksud yang hendak disampaikan.Jumlah suku kata dalam tiap
baitnya rata-rata berkisar delapan sampai dua belas.
Jenis
pantun dapat dibedakan berdasarkan tingkatan umur pemakainya, berdasarkan
isinya ,dan berdasarkan bentuknya atau
susunannya.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya
ilmu tentang kesusastraan selalu digali dan dipelajari serta diterapkan,
khususnya tentang pantun oleh para sastrawan, ilmuan, dan lebih spesifik lagi
oleh mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Rani, Supratman. 2006. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Effendy, M. Ruslan. 1983. Selayang Pandang
Kesusastraan Indonesia.
Surabaya: PT.
Bina Ilmu.
Hamzah, Amir. 1996. Esai dan Prosa. Jakarta: Dian Rakyat.
Laelasari
dan Nurlailah.2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia.
Rahman,
Elmustian dan Abdul Jalil. Tanpa tahun. Bahan Ajar Mata Kuliah Sastra Rakyat.
Pekanbaru: Labor Bahasa, Sastra, dan Jurnalistik Universitas Riau.
Rahman,
Elmustian dan Abdul Jalil. 2005. Bahan Ajar Teori Sastra. Pekanbaru: Labor
Bahasa, dan Jurnalistik Universitas Riau.
Surana. 2001. Pengantar Sastra Indonesia. Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Suroto.
1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Waluyo,
Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
kuliah sambil kerja, bisnis rumahan, online juga bisa, gunakan gadget anda,,
dan dapatkan penghasilan berjuta-juta,, BISA !!! satu mimpi berjuta kenyataan
liat info disini ya
http://www.dbc-network.com/?id=Desipebisnis88,,, atw add pin 2af9013c