Homonim berasal
dari bahasa Yunani, homos dan onuma. kata tersebut masing-masing
berarti ’sejenis’ atau ’sama’ dan ’nama’. Dalam imu bahasa, istilah tersebut
diartikan sebagai kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi
memiliki makna yang berbeda. Contohnya, kata genting dan jarak.
- genting
(1) Karena perang, kota itu tampak sangat
genting (genting = gawat)
(2) Kakak sedang memperbaiki genting yang
bocor (genting = atap)
- jarak
(1) Ayah sedang menanam pohon jarak di
belakang rumah (jarak = pohon)
(2) Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh
(jarak = ukuran)
Dalam kamus, kata-kata berhomonim biasanya
ditandai oleh urutan angka Romawi. Contohnya sebagai berikut:
karang I =
batu karang, sejenis batu kpur di laut.
karang II =
karangan bunga, susunan atau ikatan.
karang III =
karangan ilmiah, karya tulis.
karang IV =
pekarangan rumah, halaman.
karang V =
karang keputraan, tempat kediaman
Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang homonim masih
dapat di bedakan lagi atas homograf dan homofon, karena kesamaan bentuk itu
dapat dilihat dari sudut ejaan atau ucapan, yang di antaranya adalah:
1.Ada homonim yang homograf dan homofon artinya
baik ejaan maupun ucapannya sama. seperti tampak pada kata: bisa I dan bisa II,
alat I (perabot,perkakas) dan alat II (jamu, tamu), amat I (sangat) dan amat II
(memperhatikan).
2. Ada homonim yang homograf yang tak homofon yang
berarti ejaannya sama tetapi ucapannya berbeda, seperti: sedan I (sedu, rintih)
dan sedan II (mobil penumpang).
3. Ada homonim yang tidak homograf tetapi homofon,
terutama yang ada kaitannya dengan fonem /h/ yang sering tidak diucapkan: muda
(remaja) dan mudah (gampang), basa (bahasa) dan basah (mengandung air), bawa
(angkut) dan bawah (lebih rendah)
0 komentar:
Posting Komentar