TINDAK TUTUR
Tindak tutur merupakan analisis
pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dari aspek pemakaian
aktualnya.
Menurut Austin secara analitis tindak tutur dapat dibagi tiga, yaitu:
1. Tindak Tutur Lokusi.
Tindak tutur
lokusi ialah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau
tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami.
Pengertian lain
mengenai lokusi juga dapat berarti tindak tutur yang dilakukan pembicara
berhubungan dengan perkataan sesuatu seperti memutuskan, mendoakan, merestui,
atau menuntut.
Contoh 1:
ISTRI TETANGGA
Ini adalah cerita Kian Anwar ketika kuliah
di Mesir. Karena tak kuat pisah terlalu lama dengan istrinya, Halimah, yang
baru ia nikahi beberapa bulan, akhirnya Kiai Anwar membawa Halimah ke Mesir. Hitung-hitung
melanjutkan bulan muda. Mereka tinggal di sebuah apartemen.
Hari demi hari mereka lalui dengan
kebahagiaan. Hingga suatu pagi tiba-tiba Halimah berkata pada Kiai Anwar, “Abi,
coba lihat tetangga sebelah itu !” kata Halimah menunjuk tetangga sebelah
apartemennya.
“Kenapa?” Tanya Kiai Anwar heran.
“Mereka kelihatan bahagia sekali. Setiap
kali suaminya pergi, pasti mencium istrinya. Terus pulangnya membawa sekuntum
bunga. Romantis sekali. Kenapa Abi nggak seperti itu ?”
Kalimat yang
bergaris bawah pada humor diatas menunjukkan adanya maksud menuntut dari si
pembicara (istri) yakni dimana Halimah sebagai istri menyampaikan tuntutannya
kepada sang suami mengapa suaminya setiap kali pergi tidak pernah mencium
dirinya dan tidak membawa sekuntum bunga ketika pulang. Namun maksud sang istri diterima dengan pemahaman
berbeda oleh sang suami yang menangkap maksud sang istri menuntut dirinya untuk
berlaku romantis kepada perempuan di sebelah apartemennya.
Contoh 2:
KORAN BASIS
Mia dan Roening sedang berkumpul di perpustakaan
PSPBSI. Mereka melihat ada koran Basis diletakkan diatas meja.
Mia: Koran ini dijual ya kak! (Tanya Mia kepada kakak itu).
Kakak: Tidak dik. Koran BASIS ini Baru
perdana. Jadi masih gratis.
kalau selanjutnya mungkin kena tarif deh.
Roening: Gratis ya kak, kalau gitu aku
minta satu dong. aku mau baca.
Mia: Yeee.. kamu ini kalau ada yang
gratisan paling cepat.
Akhirnya gelak tawa riuh didengar di
perpustakaan dengan kelakuan Roening yang serba lucu.
Kalimat yang bergaris bawah diatas menunjukkan
sebab tindak tutur lokusi dimana menyampaikan informasi tentang Perdana
koran BASIS.
Contoh 3:
KEHAUSAN
Siti tergesa-gesa masuk ke ruang kuliah,
karena tadi Ezra memberitahukan bahwa dosen sebentar lagi masuk. ternyata dosen
belum masuk. Akibat berlarian tergesa-gesa siti merasa haus. Lalu Ezrapun
menyodorkan botol air mineral untuk siti.
Siti: Duh.. kirain tadi sudah masuk. eh.. ternyata belum. aku jadi haus nih gara-gara lari teruru-buru.
Ezra: Nih.. ada air mineralku. minum saja.
Siti: Terma kasih, Zra. kamu memang
temanku yang paling perhatian.
Kalimat yang
bergaris bawah diatas menunjukkan sebab tindak tutur lokusi dimana dalam kalimat tersebut tanpa bermaksud untuk
minta minum.Tetapi temannya dapat mengetahui bahwa dia sedang haus.
2. Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur
ilokusi ialah tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan dengan kalimat
performatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi ini biasanya berkenaan dengan
pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh menawarkan dan menjanjikan.
Contoh 1:
SETELAH MAGHRIB
Suatu hari beberapa Kiai sepuh berkumpul
di Pesantren Kiai Anwar untuk mendengarkan penjelasan seorang ahli pesawat.
Sang ahli pesawat itu bilang bahwa kini Indonesia sudah bisa membuah pesawat
terbang ke bulan. Awalnya sang ahli pesawat bicara menggebu-gebu. Tapi begitu
diperhatikannya para kiai yang hadir acuh tak acuh, sang ahli pesawat jadi
heran sendiri. “Kenapa para hadirin seperti tidak ada yang tertarik dengan
temuan kami ?” tanya sang ahli penasaran.
Beberapa Kiai saling berpandangan lalu
salah seorang diantaranya angkat suara. “Kami tidak kagum dengan penemuan Anda,
karena Amerika sudah lama bikin pesawat seperti itu. Kalau pesawat yang bisa
menuju ke matahari, baru kami kagum dan bangga.
Mendengar hal itu, sang ahli tersenyum dan
menjelaskan.”Maaf, Pak Kiai, kalau ke matahari itu panas sekali. Pesawat kita
pasti akan meleleh sebelum sampai ke sana.”
Lagi para Kiai saling berpandangan,
sebagian mengangguk-angguk membenarkan ucapan sang ahli. Tapi tiba-tiba di
barisan depan salah seorang Kiai berdiri, angkat suara : “Kalau takut panas,
bukankah kita bisa berangkat habis Maghrib ? kenapa harus repot-repot ?”
Kalimat yang
bergaris bawah diatas menunjukkan sebab tindak tutur ilokusi dimana menyampaikan
maksud untuk menawarkan atau mengusulkan atas pokok pembicaraan yang sedang
berlangsung meskipun usulan atau penawaran yang disampaikan tidak masuk akal.
Contoh 2:
Si BELANG
Ela dan Rina sedang berkumpul diruang
santai. Tiba-tiba ela melihat kucing masuk dan langsung mengelus kucing
tersebut.
Ela: Kucing ini lucu sekali!
Rina: Iya. Menurut Ela apa yang membuat
dia terlihat lucu?
Ela: hmm... dari warna bulunya yang
belang-belang.
Rina: Kita beri nama si belang aja,
bagaimana?
Ela: Setuju! sesuai dengan warna bulunya.
Kalimat yang bergaris bawah diatas menunjukkan
sebab tindak tutur ilokusi deklaratif dimana menyampaikan maksud untuk pemberian
nama seekor kucing. pokok pembicaraan yang sedang berlangsung ialah Ela dan
Rina menamai kucing itu si belang karena bulu kucing itu belang-belang.
Contoh 3:
SEMINAR PROPOSAL
Suatu hari desi bertemu dengan teman kakak
seniornya dulu di Kampus. Mereka sudah lama tidak pernah bertemu.
Desi: Apa kabar kak?
Kak Tio: Baik-baik saja. Gimana kamu kabar
kamu juga des?
Desi: Baik juga kak. eh.. ngomong-ngomong kak
Dika sudah seminar proposal skripsi kemarin. Kakak kapan?
Kak Tio: hmm.. Nanti nyusul juga kok.
(Jawab kak dika tersipu malu)
Kalimat yang bergaris bawah diatas merupakan sebuah
tindak tutur perlokusi karena bermaksud jika diucapkan kepada seorang mahasiswa
semester XII, bukan hanya Sekadar memberikan informasi saja akan tetapi juga
melakukan sesuatu, yaitu memberikan dorongan agar mahasiswa tadi segera
mengerjakan skripsinya.
3. Tindak Tutur Perlokusi
Tindak tutur
perlokusi ialah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain
sehubungan dengan sikap dan perilaku non linguistic dari orang itu.
Contoh 1:
KIAI SHODIK MENJARING PSK
Menjelang Ramadhan Kiai Shodik gelisah
karena di sekitar pesantren masih banyak berkeliaran perempuan penjajaseks. Tak
mau ambil resiko, Kiai Shodik segera menghubungi Pemda setempat yang kemudian
melakukan operasi penertiban.
Kiai Shodik ikut mengantar dan menyaksikan
jalannya operasi itu. Beberapa PSK memang berhasil kabur ketika petugas baru
saja sampai di lokasi. Tapi banyak juga yang berhasil ditangkap. Meski sebagian
dari mereka meronta-ronta, ingin kabur juga. Suasana jadi rebut dan gaduh. Kiai
Shodik yang tanggap situasi, segera menenangkan.
“Tenang, tenang. Kalian hanya mau di bawa
ke Dinas Sosial saja. Bukannya ditahan,” kata Kiai Shodik bijaksana.
“Betul kata Pak Kiai. Jadi kalian jangan
takut, sahut petugas Pemda.
Pada saat itu seorang PSK yang sudah
berhasil ditangkap menyahut dengan suara keras ;”Kalo saya sih mau dibawa
kemana aja nggak masalah. Yang penting tarifnya cocok. Iya khan, Pak Kiai?!”
Kiai Shodik geleng-geleng kepala.
Kalimat yang
bergaris bawah diatas merupakan sebuah tindak tutur perlokusi karena bermaksud
untuk mempengaruhi atau membuat si pendengar untuk melakukan sesuatu seperti
yang diucapkan oleh si pembicara. Pada kalimat itu, kalimat yang diucapkan oleh
Kiai Shodik berusaha untuk membujuk para PSK untuk bisa tenang.
Contoh 2:
ACARA SYUKURAN
Yoga dan rendi adalah teman satu kampus.
Suatu hari Yoga mengadakan acara syukuran. Yoga mengundang Rendi untuk datang. tetapi pada
hari itu rendi tidak dapat datang .
Yoga: Ren.Kenapa kemarin kamu tidak
datang?
Rendi: Maaf yoga, Kemarin ayahku sakit.
Yoga: Oh begitu. Semoga ayahmu cepat
sembuh ya.
Kalimat yang
bergaris bawah diatas merupakan sebuah tindak tutur perlokusi karena jika
diucapkan oleh seseorang yang tidak dapat menghadiri undangan temannya, maka
ilokusinya adalah untuk meminta maaf, dan perlokusinva adalah agar orang yang
mengundangnya harap maklum.
Contoh
3:
YATIM PIATU
Kepala sekolah membebaskan pembayaran SPP
untuk Samin. Temannya tidak setuju karena kepala sekolah hanya pilih kasih.
Kemudian gurunya menjelaskan semua, kenapa kepala sekolah membebaskan pembayaran
SPP Samin.
Murid: Bu, kenapa Samin dibebaskan dalam
pembayaran SPP? itu namanya pilih kasih dong, bu!
Guru: Samin adalah seorang anak yatim
piatu. Dia tidak punya siapa-siapa lagi. kehidupan ekonominya pun tidak
mencukupinya dalam sehari-hari. Jadi alasan itulah kepala sekolah membebaskan
pembayaran SPP untuk Samin.
Kalimat yang bergaris bawah diatas merupakan
sebuah tindak tutur perlokusi karena jika diucapkan seorang guru kepada murid-muridnya,
maka ilokusinya adalah meminta agar teman-temannya tidak iri, dan perlokusinya
adalah agar teman-teman¬nya memaklumi keadaan ekonomi Samin.
0 komentar:
Posting Komentar