Morfologi

KATA

Pengertian Kata
Charles F. Hockett (1958) mengatakan bahwa kata merupakan tiap segmen dari sebuah kalimat yang diapit oleh sendi-sendi yang berturut-turut yang memungkinkan adanya kesenyapan.
Bloomfield (1933) mendefinisikan kata sebagai satu bentuk yang dapat diujarkan tersendiri dan bermakna, tetapi bentuk itu tidak dapat dipisahkan atas bagian-bagian yang (satu diantaranya atau mungkin juga semua unsurnya) tidak dapat diujarkan tersendiri sementara tetap mengandung makna.
Ramlan (1997) mengatakan “kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas merupakan kata”.
Berikut adalah contoh kata :
Main : dapat diujarkan tersendiri, bermakna dan tidak dapat dipecah lagi menjadi bentuk yang lebih kecil dan bermakna.
mainan = main + -an tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bermakna.
Dengan kata lain, kata adalah satuan bebas yang paling kecil atau setiap satuan bebas merupakan kata.

Struktur Kata
1. Monomorfemis merupakan kata yang terbentuk dari satu morfem dan morfem yang membentuknya tentu saja morfem bebas. Contohnya : meja, kursi, rumah dan lain-lain.
2. Polimorfemis merupakan kata yang bisa terbentuk dari dari dua morfem, tiga morfem, empat morfem atau lebih, tergantung dari sistem bahasa yang bersangkutan. Biasanya morfem tersebut hadir dalam kata bersifat kronologis atau suatu kejadian. Contohnya : bepergian, perumahan, beterbangan dan lain-lain.
Struktur kata memperjualbelikan
Mem- Per- jual beli -kan
Per- jual beli -kan
jual beli -kan
jual beli
Berikut adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh sebuah kata :
1. Kata boleh terdiri dari satu morfem bebas saja (kata sederhana). Contoh : muda, sakit, makan dan minum.
2. Kata boleh terdiri dari satu morfem bebas dengan sekurang-kurangnya satu morfem terikat (kata kompleks). Contoh : pemuda, makanan, minuman.
3. Kata boleh terdiri dari satu morfem terikat atau lebih dengan satu morfem terikat lagi (kata kompleks). Contoh : berjuang, memperjuangkan, bertemu, mempertemukan.
4. Kata boleh terdiri dari satu morfem bebas ditambah satu morfem bebas atau satu morfem dasar terikat (kata majemuk). Contoh : sapu tangan, orang tua.

Bentuk Asal dan Bentuk Dasar
Bentuk asal ialah satuan yang paling kecil yang menjadi asal sesuatu kata kompleks (Ramlan, 1997). Bentuk dasar ialah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar ( Ramlan, 1997). Contoh kata memperjualbelikan :
Bentuk asal : jual dan beli
Bentuk dasar : perjualbelikan, jual belikan, jual beli

Kata Monomorfemis dan Kata Polimorfemis
Kata monomorfemis ialah kata yang hanya terdiri dari satu morfem dan kata polimorfemis adalah kata yang terdiri dari dua morfem atau lebih.












AFIKSASI



Pengertian Afiksasi
Afiksasi atau pengimbuhan ialah pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada morfem dasar, baik morfem dasar bebas maupun morfem dasar terikat. Hasil dari proses morfologis ini ialah kata yang berafiks atau kata kompleks. Satuan yang dilekati afiks atau yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang lebih besar disebut bentuk dasar. Bentuk kata dasar tercepat adalah cepat, bentuk dasar kata rumah-rumahan adalah rumah, dan bentuk dasar kata terang benderang adalah terang.

Afiks
Afiks adalah bentuk atau morfem terikat yang dipakai untuk menurunkan kata. Afiks dalam bahasa Indonesia dapat dibagi empat, yaitu prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Kata seperti bermain, gelembung, bukukan, berkeinginan terdiri atas kata dasar main, gembung, buku, dan ingin yang masing-masing dilengkapi dengan bentuk yang berwujud ber-, -el, -kan, dan ke-an. Keempat bentuk terikat tersebut adalah afiks atau imbuhan.

Prefiksasi
Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar (mungkin kata dasar, mungkin pula kata jadian). Di dalam bahasa Indonesia terdapat delapan awalan, yaitu ber-, dan per-; meng- dan di-; ter-, ke-, dan se-, seperti:
bersegi dan persegi, bertinju dan petinju
menggali dan penggali, meninju dan peninju
dilipat dan ditiru, dilihat dan tertawa
kedua dan keempat
sedesa dan setempat





Infiksasi
Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang dilekatkan di tengah dasar. Bahasa Indonesia memiliki empat buah, yaitu –el, -em, -er, dan –in, seperti:
Getar → gelegar geger →gelegar
Getar → gemetar kelut → kemelut
Gigi → gerigi
Kerja → kinerja

Sufiksasi
Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir kata dasar. Bahasa Indonesia memiliki akhiran –i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, wi (-wiah), dan –nya, seperti:
Ambil →ambili. Ambilkan, ambilan
Seni →seniman
Warta → wartawan, wartawati
Dunia → duniawi
Turun → turunnya
Karena adanya kontak dengan bahasa-bahasa lain, kini bahasa Indonesia juga memiliki afiks-afiks yang berasal dari bahasa asing: -wan, -wati, -at, -in, -isme, -(is) asi, -logi, dan –tas.

Konfiksasi
Konfiks, lazim juga disebut imbuhan terbelah, adalah imbuhan yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar. Konfiks harus diletakkan sekaligus pada dasar ( harus mengapit dasar) karena konfiks merupakan imbuhan tunggal, yang tentu saja memiliki satu kesatuan bentuk dan satu kesatuan makna, seperti:
a. konfiks ke-…-an pada keuangan, kematian, dan keahlian
b. konfiks ber-…-an pada berhamburan, bertabrakan, dan berciuman
c. konfiks peng-…-an pada penemuan, pengalaman, dan pengambilan
d. konfiks per-…-an pada perjuangan, pergaulan, dan pertemuan
e. konfiks se-…-nya pada sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya

0 komentar:

Posting Komentar